~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Wednesday, February 27, 2008

Ketidakadilan Bagi Si On-Time ; Penghormatan Untuk Si Tukang Telat

Oleh: Epri Abdurrahman Rafi'
http://epriabdurrahman.multiply.com/journal/item/130


Saya mendengar ada sebuah buku yang membahas perilaku orang Indonesia terbit di Jepang dan ditulis oleh orang Jepang yang pernah tinggal lama di Indonesia. Judul asli bukunya adalah Fuhai to Kanyo Indonesia Bisunese [Korupsi dan Toleransi dalam Bisnis Indonesia].

Buku ini menggambarkan sifat orang Indonesia yang RAMAH dan TINGGI sifat TOLERANNYA. Sayangnya dikotori korupsi yang telah merajalela. Sikap toleransi terlalu berlebihan sehingga malah memperkuat terjadinya korupsi dan mengganggu kelancaran bisnis profesional. Memang dalam pergaulan sesama manusia, sifat toleransi ini adalah sifat yang bagus, tapi hal ini tidak berlaku kalau muncul di dalam dunia bisnis.

'Budaya' jam karet adalah salah satu contoh sifat toleransi yang tidak bisa diterapkan pada masalah bisnis. Sebab mengapa hukuman terhadap orang yang melakukan korupsi masih saja ragu-ragu untuk diberikan, mungkin karena sifat orang kita yang terlalu baik hati dan bertoleransi. [dikutip dari tulisan Bapak Purwadi Raharjo].

Pasti bukan cuma saya yang merasa miris dengan budaya jam karet yang sudah bagai Gurita Raksasa di negri ini. Di kantor-kantor [Negri maupun swasta], di tempat-tempat acara formal [apalagi informal] sudah menjadi rahasia umum kalau panitia membuat jadwal lebih dimajukan daripada waktu mulai acara yang sebenarnya untuk mengantisipasi hadirin yang biasanya lebih banyak terlambat daripada yang on-time.

Artinya seringkali panitia pelaksana suatu acara juga bersikap TIDAK ADIL dengan orang-orang yang datang duluan alias on-time schedule dan lebih suka memundurkan acara dalam rangka menunggu orang-orang yang datangnya terlambat. Dengan kata lain dalam kasus ini yang datang on-time malah DIHUKUM untuk menunggu orang-orang yang terlambat. Luar biasa bukan?

Kelihatannya sepele tapi inilah yang sering terjadi, termasuk bila kita membuat janji dengan orang lain kemudian kita terlambat dan membuat rekan kita itu menunggu begitu lama dan ketika datang tak ada permintaan maaf sama sekali atau upaya menjelaskan keterlambatan dengan memberi kabar sebelumnya. Wah...saya yakin anda semua pernah mengalaminya bukan berhadapan dengan orang semacam ini? Bagaimana perasaan anda saat menunggu si tukang telat ini?

Atau pernahkah anda merasakan membuat janji dengan seseorang dan orang itu membatalkannya begitu saja ketika anda sudah sampai di tempat anda membuat janji dengan orang itu? Atau anda pernah menjadi orang yang membuat janji itu lalu membatalkannya seketika? Putarlah lagi waktu anda untuk mengingatnya! Kalau sudah, ingatlah rekan anda yang anda zalimi itu berjanjilah dalam hati untuk menjadikan hal ini sebagai yang terakhir kalinya.

Toleransi terhadap 'koruptor' yang dilakukan pihak peradilan dan petinggi di negri ini sebagaimana ditulis di buku itu, boleh jadi bermula dari rasa toleransi kita yang begitu tinggi kepada si tukang telat dan kita lakukan setiap hari sehingga wajar saja, untuk hal sebesar itu kita juga terbiasa bersikap toleran. [habis sudah biasa RAMAH sih..Hiks...]

Kita semua sepakat, bahwa perubahan besar selalu dimulai dari hal-hal kecil. Saya percaya banyak kisah keberhasilan dan sukses orang-orang besar dalam karir dan perjalanan hidupnya karena melakukan kebaikan-kebaiakan kecil dan terus menerus memepertajamnya. Kalau anda tak mau menjadi bagian yang ditulis oleh orang Jepang di dalam bukunya itu, mulai kini janganlah lagi bertoleransi dengan budaya jam karet!.

" Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar ". (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

Wallohu ’alam bissawab


www.portalinfaq.org

2 Comments:

Blogger tomfreakz said...

Weiih sampe ada bukunya??
Ditulis orang jepang dan diterbitkan di jepang pula?

Jadi serba salah, ngerasa malu ato bangga ya? ga ada yang cocok

btw, content blognya bagus mas...
Saya baru mau mulai belajar SAP ABAP ni mas, blum pede... Peluang kerjanya dimana saja ya, yang baik untuk orang2 yang baru mulai? Kalo saya lihat lowongan SAP pasti selalu minimum working experience diatas 2 tahun..


Terima kasih sudah memberi sedikit pencerahan kepada saya.. :)
Semoga contentnya semakin berguna bagi banyak orang

10:28 PM

 
Blogger Unknown said...

salam kenal Pak.
artikel yang bagus.
memang kita tidak adil dengan yang on time cuman yang on time belum mayoritas dan mudah-2 an jika kita memulainya dari skrg maka akan berkurang yang jam karet ini.
(banyak sekali pejabat, artis, atau orang-2 yang selalu dilihat banyak orang yang tidak bisa memberikan contoh untuk tepat waktu)

terima kasih

7:54 AM

 

Post a Comment

<< Home