~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Wednesday, October 11, 2006

Berteduh

Hari-1
====
"Pak, boleh numpang berteduh sebentar?".

Butuh waktu lama untuk bapak itu menerimaku berteduh. Dia memang melihat hujan lebat sekali, namun memang tidak mudah mempercayai orang asing.

"Baik, silakan masuk anakku. Kamu boleh beristirahat di belakang, ada kamar kecil untuk kamu". Cukup bijak menurutku dengan memanggilku anak.

"Terima kasih", sahutku dengan baju lusuh kedinginan.

Sesampai dikamar, cukup tertata rapi. Ada lemari kecil berisi pakaian bersih, sedikit makanan kecil di meja belajar.

"Anakku bisa pakai baju itu, dan boleh mengambil makanan. Anggap saja kamar sendiri, jadi anda bisa menata kamar ini semau kamu, tapi rapih ya?".

Tanpa sadar aku langsung tertidur pulas begitu ia pergi.

Hari-2
====
Keesokan hari, suara hujan masih terdengar lebat.

"Pak, saya masih boleh menumpang disini?"

Di kursi goyangnya, ia langsung melihat keluar jendela. Memang masih terlihat hujan cukup lebat.

"Boleh, ya maksimal 2 hari lah kamu disini, sampai hujan reda".

"Terima kasih, sekali lagi terima kasih", jawabku lantang, walau dalam hati, aku ingin segera pulang.

Kembali ku ke kamar kecil dibelakang. Kucoba bersihkan kamar untuk menepis rasa bosanku.

Hari-3
====

"Pak, saya permisi mau pulang, sudah 2 hari saya disini, merepotkan".

Ia kembali melihat jendela sambil berkemas. Sepertinya ia mau pergi.

"Anakku, sepertinya hujan belum reda benar, dan kebetulan saya ada keperluan mau keluar sebentar. Tolong jaga rumah ini sampai adik saya datang. Tidak lama, paling beberapa saat setelah saya pergi, dia datang".

Sesuatu permintaan yang tidak bisa kutolak.
Benar, beberapa saat dia pergi, adiknya datang. Orangnya sama bijaknya dengan kakaknya.

"Wah, kalau gak ingat rumah, bisa betah nih disini", begitu kataku dalam hati.

"Kamu baru disini?" tanyanya.
"Iya, hanya menumpang berteduh, kebetulan saja sudah hampir 3 hari saya disini, belum bisa pulang".

"Oh gitu. Lalu...." obrolan berjalan terus sampai akhirnya "Kamu pindah saja ke kamar depan, lebih besar, lagian sudah tidak ditempati, sudah sekian lama.

"Baik kalau memang diijinkan. Paling saya tinggal satu malam lagi, sampai bapak pulang, lalu saya pamit".

Hari-4
====

Kubertanya dalam hati "Kemana bapak itu, kok belum pulang?".

Di hari keempat, hujan sudah mulai reda. Ingin rasanya saya segera pamit, tidak enak tinggal di rumah orang lama-lama, lagian keluarga pasti sudah cemas, aku tidak pulang-pulang.

"Pak, saya mau pamit".
"Boleh saja, tapi apa tidak tunggu kakak saya pulang dulu? Khan kakak saya yang terima kamu".

Ku berpikir lagi. Hujan memang belum reda benar.
Jika kupulang sekarang pun, cukup berbahaya karena perjalanan masih cukup jauh ke rumah. Dan aku masih perlu mengucapkan terima kasih.

Jika tidak pulang, aku tidak betah, karena aku merasa ini bukan rumahku.

Ku terus merenung dalam hati sambil kembali kekamar.
Ku belum bisa memutuskan mana yang terbaik.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home