~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Saturday, April 05, 2008

Taman Lalu Lintas Cibubur





Hari ini saya mengantarkan anak saya bersama rombongan TKnya ke Taman Lalu Lintas Cibubur.
Anak saya dan mamahnya naik bis rombongan, saya mengikut menggunakan mobil, biar kalau pulang bisa duluan... gak perlu nunggu rombongan.

Untuk sampai kesana gampang, masuk tol dalam kota (bayar Rp. 5500) terus menuju arah Bogor (jangan salah nyasar ke Bandung or Tanjung Priok ya). Terus keluar pintu Tol Cibubur (bayar R. 2000).

Nah dari situ langsung ambil lajur kiri masuk ke pintu gerbang Bumi Perkemahan Pramuka (Buperta)... Kok Buperta ya? Yang bener singkatannya apa ya??

Disitu langsung kena macet... karena pintu gerbang yang dibuka cuma satu... please deh.... apa karena sepi ya hari2?? Masuk saya bayar 6000, dan untuk mobil bayar 8000 rupiah.

Disitu tanya aja, mau ke Taman Lalu Lintas lewat mana...
Setelah parkir di lahan yang cukup ngepas (tidak luas juga tidak sempit), rombongan di sambut Pak Polisi... Slogan "Posana" alias Polisi Sahabat Anak cukup terwakili oleh polisi-polisi yang ramah....



Rombongan dibawa ke Wahana Taman Bu Kasur untuk sekedar pengenalan.... (udara panas mulai menyengat)....
Disitu dikenalkan rambu-rambu.... yang bisa jawab dapet "suvenir" yaitu Tabloid SADAR ! (please deh, tabloid kok buat suvenir anak TK).

Setelah itu mulai keliling melihat2 Taman Lalulintas. Semua rambu, lampu lalulintas seperti keadaan sesungguhnya. Semua harus taat, walau hanya naik sepeda (seperti Merah harus berhenti, rambu dilarang kekanan ya gak boleh, dst). Kalo dilanggar, ada pak polisi yang memperingatkan.

Disini ada 4 wahana utama yaitu: Kereta Api, Bus Mini (yang dicat Kuning Merah mirip Transjakarta / Busway), Fun Car dan Bersepeda.

First Impression: Wah bagus ya punya kayak gini. Dulu saya tahunya cuma di Bandung... Wah menarik deh..... Bagus-bagus....

Second Impression: . Mulai hancur begitu saya kebelet pipis dan masuk Toilet Pria.... Standard Fasilitas Umum di Jakarta, tidak terurus.... Urinoir berkarat dan tidak keluar air memadai. Kran Wastafel sudah 'dying'.

Mulai lah kejadian2 'menarik' berikutnya:

1. Anak2 (dan ibu-ibunya tentunya) mulai berebut naik kereta. Kenapa?
Karena tidak ada tempat antrian keretanya. Pintu keluar dan masuk tidak jelas.... Dan biasa, budaya antri tidak ada... ibu2 mengajak anaknya berebut seperti takut ketinggalan kereta Lebaran.


2. Dari naik kereta, pindah naik 'busway'. Rombongan menunggu di 'halte' kecil untuk 2 buah Bus Mini berkapasitas sekitar 15 Orang (Bus ini mirip Mobil Keliling di Ancol or Taman Mini, tapi lebih kecil).
Di tengah terik panas, kita harus menunggu sekitar 15 menit untuk jadwal berikutnya.
Ah, akhirnya itu bis datang... tiba2 ...gruduk-gruduk, ibu2 dan anak2nya dari arah lain berhamburan masuk ke bis, tanpa menghiraukan ibu2 dan anak2 lain yang sudah menunggu 15menit di 'halte' panas..... (Emang
gue pikirin, yang penting gue dan anak gue naik)...
Sedih deh anak saya dan anak2 lain yang sudah menanti 15menit yang panas, tidak kedapatan naik karena diserobot Ibu2 dari arah lain (Contoh yang "baik" buat anak2 banget gak seehhh !!??).



3. Gagal naik busway, terakhir dicoba naik Funcar (sejenis Go Cart dengan mesin kecil). Tidak ada tempat antrian, tidak ada tempat berteduh. Anak2 silakan menunggu dekat lampu lalu lintas. Polisi hanya bilang "Pak, anaknya jangan suruh nunggu tempat panas, kasian" .... Kasian mana?? Kepanasan or nunggu lama, diselak orang??


Mobil pertama datang (gantian sama orang sebelumnya). Kita sudah menunggu di baris paling depan, eh tiba2... Zlup... Seorang ibu dari belakang menaruh anaknya di mobil tsb. Pertanyaan yang sangat sulit saya jawab "Papah, kok bukan aku yang naik???".
Mobil kedua datang, 3-4 orang tua berlari2 ingin naruh anaknya. Saya bilang "Saya sudah nunggu disini dari tadi, kasian anak saya". Eh jawabannya "Iya, saya salah tadi nunggu di belakang" Gubrak... So What? Salah anda ngantrinya di belakang.



Akhirnya Anak saya naik itu Fun Car. Putar2 kurang lebih 15 menit, kembali ke tempat semula. Bak datang naik mobil ke tempat naik Kuda di ITB - Bandung, semua orang tua langsung mengerubung... "Gantian saya pak... gantian-gantian".....

Walah, piye iki...

Taman Lalu lintas, yang saya kira bisa mengajarkan anak-anak tentang lalu lintas... ternyata sangat mencerminkan hal sesungguhnya.
1. Polisi mengatur lalu lintas
2. Rambu lalu lintas harus dipatuhi

Tapi dilain sisi:
1. Fasilitas Publik tak terawat
2. Tidak ada tempat Antri dan menunggu Public Transport yang layak.
3. Tidak ada Budaya Antri, karena orang Jakarta mayoritas gak mau sama dengan bebek yang baris... Mereka lebih suka jadi Banteng yang hobi menyeruduk...
4. Generasi Tua tetap mewariskan kebiasaan buruknya kepada anak2nya... tak peduli bahwa saingannya adalah anak kecil....

Pelajaran yang mungkin bisa saya jelaskan ke anak saya:
"That's a real life in small version my son. You have to preare, and will face the MUCH BIGGER and UGLY ONE. You have to be ready and try correct it a little bit with your good habit. Be a good example for them, DO NOT Follow them".

You can do it My Son.

April 5, 2008.

Info Tambahan - Photo2 bisa lihat di blog lain tentang topik ini:
http://namakuari.multiply.com/photos/album/3/Taman_Lalu_Lintas_Cibubur

0 Comments:

Post a Comment

<< Home