~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Friday, November 03, 2006

Berteduh - Episode II

Hari-5
=====

Aku terbangun dini hari ini, sepertinya aku bermimpi buruk.
Hmm, mungkinkah karena keluargaku sudah mengharapkanku?

Empat hari mungkin terasa lama bagi orang yang menanti.

Akhirnya kuputuskan untuk pulang, saat itu juga. Aku merasa sudah saatnya untuk pergi dari rumah ini.

Kuketuk pintu kamar si empunya rumah.

"Maaf, mengganggu pagi-pagi. Saya mau pamit saja, sudah kangen dengan keluarga saya."

"Hmm, ya sudah, silakan. Jangan lupa tutup pintunya ya." Dan akhirnya dia kembali ke kamar dan menutup pintunya tanpa sempat aku mengucapkan permisi dan terima kasih.

Begitu juga beliau, tidak mengucapkan kata berpisah seperti selamat tinggal, hati-hati, atau terima kasih karena sudah membantu-bantu bersih-bersih sambil berteduh.

Mungkinkah aku yang kurang sopan? Mungkinkah aku pergi disaat yang kurang tepat? Karena beliau masih mengantuk berat?

Tapi apa daya, sudah waktunya aku pergi. Keluarga lebih penting daripada memikirkan itu.

Empat hari cukuplah untuk menumpang berteduh. Aku seharusnya sempat mengucapkan terima kasih, ya mungkin lain waktu.

Tapi, kenapa si adik ini tidak mengucapkan terima kasih kepadaku, atau kembali menanyakan kenapa pulang sekarang? Kenapa tidak besok saja?, dan seterusnya?
Apakah mungkin karena belum terlalu mengenalku karena tidak mengenal seperti kakaknya mengenalku?

Pertanyaan ini berkecamuk selama perjalananku pulang. Ya sudah lah, mungkin 4 hari waktu yang sebentar untuk seseorang mengenalku lebih dalam, terlebih adiknya yang baru mengenalku sebentar. Mungkin kalau aku mau menunggu bapak itu pulang, lebih baik?

Hujan masih deras, rasanya masih sulit untuk memaksakan pulang.

"Eh, disana ada rumah lagi, lebih asri sepertinya. Kira-kira mau tidak ya dia menerimaku berteduh walau satu hari?".

0 Comments:

Post a Comment

<< Home