~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Monday, October 16, 2006

Manusia Biasa



"Aku hanyalah manusia biasa yang tak pernah lepas dari khilaf..."
"Aku juga merasa ingin dicinta, disanjung dipeluk selamanya..."

Bait diatas merupakan penggalan bait dari lagu "Manusia Biasa" yang dinyanyikan oleh grup band RADJA.
Bagi kita, mungkin lagu ini sudah mulai bosan di telinga karena sangat populer, sering terdengar di sinetron, dinyanyikan anak-anak kecil, pengamen, dll.

Tapi maknanya menjadi berbeda ketika dinyanyikan oleh Rully, anak panti asuhan Nusantara (http://www.nusantarafoundation.com/), asuhan Abang Muhammad Lorand, asal Rumania, yang akhirnya dinyanyikan bersama-sama dengan saya dan rekan-rekan pada saat kita berkesempatan berbuka puasa bersama mereka 13 Oktober yang lalu.

Kalimat "... Aku juga merasa ingin dicinta.." tertinggal begitu dalam hingga saat ini. Terbayang, bukan pilihan mereka untuk tinggal di panti asuhan, bukan pilihan mereka untuk menjadi yatim / piatu.

Mereka ingin dicinta dan dipeluk oleh ayah ibu, mereka tetap ingin dipeluk oleh orang-orang yang mereka dicintai, mereka ingin selalu bahagia...
Salut untuk mereka, yang tetap punya semangat hidup, ceria bersama kami, tertawa riang saat kami mengadakan "kuis berhadiah", tertawa riang pada saat rekan kami yang gondrong dianjurkan potong rambut, karena anak-anak semua rambutnya rapi, dan seterusnya.

Beruntunglah kita...
Masih punya orang tua... untuk dicinta dan mencintai...
Masih punya saudara... untuk dicinta dan mencintai...
Masih punya rejeki lebih... untuk berbagi...
Masih diberi nikmat sehat... sehingga ingat untuk berbagi...
Masih punya teman... untuk sama-sama berkumpul dan berbagi ceria...

Alhamdulillah, Syukur padamu 4JJI.
Karena kebahagian selalu berada ditengah-tengah kita.

Terima kasih untuk rekan yang memunculkan ide untuk berbagi dengan sesama.
Terima kasih untuk rekan yang mau bersusah payah mengumpulkan dana.
Terima kasih untuk rekan yang mau repot memesan makanan.
Terima kasih untuk rekan yang mau datang dan berkumpul bersama.
Terima kasih untuk rekan yang tidak bisa datang karena ada urusan lebih penting, namun doanya dan rizkinya tetap "datang" bersama kita.

Semoga 4JJI membalas semua amal ibadah rekan-rekan semua.
Semoga ini bukan yang terakhir...
~Salam Hormat~

Wednesday, October 11, 2006

Akhirnya Ku Menemukanmu by NAFF

Akhirnya
Ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh

Akhirnya
Ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh

Ku berharap
Engkaulah
Jawaban Segala risau hatiku
Dan biarkan
Diriku mencintaimu
Hingga ujung usiaku

Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku
Dengan segala kelemahanku

Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih
Tuk mencintaiku

PS: Jika lagu ini ada di sekitar tahun 1995-2002, pasti kupersembahkan untuk mantan pacarku alias istriku tercinta.

Berteduh

Hari-1
====
"Pak, boleh numpang berteduh sebentar?".

Butuh waktu lama untuk bapak itu menerimaku berteduh. Dia memang melihat hujan lebat sekali, namun memang tidak mudah mempercayai orang asing.

"Baik, silakan masuk anakku. Kamu boleh beristirahat di belakang, ada kamar kecil untuk kamu". Cukup bijak menurutku dengan memanggilku anak.

"Terima kasih", sahutku dengan baju lusuh kedinginan.

Sesampai dikamar, cukup tertata rapi. Ada lemari kecil berisi pakaian bersih, sedikit makanan kecil di meja belajar.

"Anakku bisa pakai baju itu, dan boleh mengambil makanan. Anggap saja kamar sendiri, jadi anda bisa menata kamar ini semau kamu, tapi rapih ya?".

Tanpa sadar aku langsung tertidur pulas begitu ia pergi.

Hari-2
====
Keesokan hari, suara hujan masih terdengar lebat.

"Pak, saya masih boleh menumpang disini?"

Di kursi goyangnya, ia langsung melihat keluar jendela. Memang masih terlihat hujan cukup lebat.

"Boleh, ya maksimal 2 hari lah kamu disini, sampai hujan reda".

"Terima kasih, sekali lagi terima kasih", jawabku lantang, walau dalam hati, aku ingin segera pulang.

Kembali ku ke kamar kecil dibelakang. Kucoba bersihkan kamar untuk menepis rasa bosanku.

Hari-3
====

"Pak, saya permisi mau pulang, sudah 2 hari saya disini, merepotkan".

Ia kembali melihat jendela sambil berkemas. Sepertinya ia mau pergi.

"Anakku, sepertinya hujan belum reda benar, dan kebetulan saya ada keperluan mau keluar sebentar. Tolong jaga rumah ini sampai adik saya datang. Tidak lama, paling beberapa saat setelah saya pergi, dia datang".

Sesuatu permintaan yang tidak bisa kutolak.
Benar, beberapa saat dia pergi, adiknya datang. Orangnya sama bijaknya dengan kakaknya.

"Wah, kalau gak ingat rumah, bisa betah nih disini", begitu kataku dalam hati.

"Kamu baru disini?" tanyanya.
"Iya, hanya menumpang berteduh, kebetulan saja sudah hampir 3 hari saya disini, belum bisa pulang".

"Oh gitu. Lalu...." obrolan berjalan terus sampai akhirnya "Kamu pindah saja ke kamar depan, lebih besar, lagian sudah tidak ditempati, sudah sekian lama.

"Baik kalau memang diijinkan. Paling saya tinggal satu malam lagi, sampai bapak pulang, lalu saya pamit".

Hari-4
====

Kubertanya dalam hati "Kemana bapak itu, kok belum pulang?".

Di hari keempat, hujan sudah mulai reda. Ingin rasanya saya segera pamit, tidak enak tinggal di rumah orang lama-lama, lagian keluarga pasti sudah cemas, aku tidak pulang-pulang.

"Pak, saya mau pamit".
"Boleh saja, tapi apa tidak tunggu kakak saya pulang dulu? Khan kakak saya yang terima kamu".

Ku berpikir lagi. Hujan memang belum reda benar.
Jika kupulang sekarang pun, cukup berbahaya karena perjalanan masih cukup jauh ke rumah. Dan aku masih perlu mengucapkan terima kasih.

Jika tidak pulang, aku tidak betah, karena aku merasa ini bukan rumahku.

Ku terus merenung dalam hati sambil kembali kekamar.
Ku belum bisa memutuskan mana yang terbaik.