~ Catatan penting, Catatan ringan dan Catatan indah ~

Friday, October 05, 2007

7 Habits of Highly Effective People - Stephen Covey

7 Kebiasan menurut Stephen Covey adalah:

1. Be Proactive
2. Begin with the end in mind
3. Put first thing first
4. Think Win-win
5. Seek first to understand and then to be understood
6. Synergize
7. Sharpen the saw

Saya ingin mencoba menjabarkan dengan bahasa saya sendiri, dan mencoba mengambil analogi dari kehidupan sehari-hari.

1. Be Proactive
Kita sering dengar orang bilang "Proaktif dong, jangan pasive, jangan diem aja, dst".
Kalau yang saya tangkap dari training yang saya dapat, orang Proaktif adalah orang yang bisa mengontrol lingkungan sekitar, bisa mengontrol emosi.
Pro-aktif bertentangan dengan kebiasaan reaktif.

Reaktif sering kita temui di jalanan. Kalau spion mobil kita kesenggol motor, or lagi macet di serobot, kita langsung bereaksi dengan emosi, tanpa berpikir, misalnya langsung maki-maki lah, langsung klakson keras, dst.

Tapi orang proaktif adalah orang yang memiliki "jeda waktu untuk berpikir" sebelum memberikan respon dari sesuatu kejadian, atau bisa disebut stimulus.
Misalnya contoh tadi, spion ke senggol, jangan langsung marah, kita coba berpikir dulu "Itu motor gimana sih, emang gak liat or apa?". Nah dari situ kita bisa berpikir, apa reaksi kita?.
Mau marah? boleh, tapi efeknya dipikir, apa ada anak2 di belakang kita, yang bisa meniru kalau kita ngomong kata2 kebun binatang?? Atau kalau kita marah dan kita di keroyok, mobil lebih hancur dipukulin orang, dst...

Jadi, orang Proaktif adalah orang yang selalu memberi "jeda" sebelum bereaksi, nah reaksinya terserah anda, mau positif or negatif... Itu pilihan anda, minimal anda punya waktu untuk berpikir hasilnya, tidak asal bereaksi seperti orang Reaktif

2. Begin with the end in mind
Kadang orang suka berpikir "Jalanin ajalah, bagai air mengalir, or liat aja nanti".
Air selalu mengalir kemana? ke tempat lebih rendah khan?? Jadi kapan kita naik derajatnya kalau mengalir seperti air??

Contoh paling gampang. Kalau hari ini kita memulai aktifitas selama hari kerja, apa sih "End in mind" kita atau tujuan kita? Kerja ke kantor khan?
Nah, berarti kita udah tahu bahwa hari ini kita mo ke kantor, maka mau lewat mana jalannya, naik apa, kena macet atau enggak, tapi kita harus kejar tujuan kita hari ini, yaitu ke Kantor...

Itu contoh sederhana dari kebiasaan ini. Nah yang rada jauh, kita bisa plan misalnya mau punya rumah, maka segala effort, uang, dan lain-lainnya harus di fokuskan ke tujuan ini, jangan tergoda urusan lain (kecuali keadaan mendesak, misalnya ada yang sakit).

Contoh lain dari apa yang dialami teman saya, mau keluar dari kerja tapi tahun depan mau nikah, gimana ya?
Ya, tentukan dulu End In Mindnya, mau nikah dulu or mau resign dulu?
Kalau memang mau nikah dulu, ya fokus ke nikah... sampai tujuan ini tercapai, dan abaikan kepentingan lain dulu...

Mana yang lebih penting?? Habit berikutnya bisa membantu.

3. Put First Thing First
Stephen covey mengatakan kalau Habit ke 2 adalah Mental Creation, dan kalau habit ke 3 adalah Physical Creation.

Kita harus membuat prioritas dalam hidup, mana yang harus dikerjakan pertama kali.
Fokuskan selalu pada yang Important/Penting dahulu, bukan yang Urgent/Mendesak.
Kenapa? Mendesak itu belum tentu penting. Kalau anda selalu mengerjakan yang mendesak setiap hari, berarti anda tidak punya planning yang baik.
Apa sih yang mendesak tapi tak bisa ditinggal?? ya kebelet pipis :D
Tapi barusan contoh asal-asalan.

Yang sering kita temui dilingkungan kerja adalah meeting.
Bila kita ada undangan meeting, kita langsung terima tanpa melihat agenda apa saja yang mau dibahas, padahal terkadang belum tentu meeting itu penting.

Jadi, mulai lah bisa membedakan mana yang Urgent mana yang Important. Kerjakan dan fokuskan selalu mana yang penting.

Caranya? Coba setiap hari minggu membuat planning mingguan, apa yang mau dikerjakan minggu kedepan, dan buat mana hal penting yang musti di fokuskan, sebelum hal Important tersebut menjadi Urgent dan membuat kita pusing kepala. Jangan pernah menunda pekerjaan selagi kita bisa lakukan.

4. Think Win-win
Nah, ini cukup menantang. Saya mau kasih sample sifat2 orang yang sering kita temui.

a. Ada kue tinggal satu di meja, tapi ada 3 orang yang pengen. Jika yang anda lakukan adalah mengambil kue tersebut dan membuangnya, berarti anda berpikir "LOSE-LOSE". Kenapa? Karena kalau kamu gak bisa dapet itu kue, biar orang lain jg gak ada yang dapet, adil kan?? Adil menurut orang LOSE-LOSE

b. Balapan mobil. Kita di posisi dua, tapi mau menang, akhirnya? Di tabrak lah ekor mobil depan, terpelanting lah. Dan anda menang ! Ini orang WIN-LOSE. Yang penting gue menang, apapun caranya.

c. Ada satu posisi lowong di suatu perusahaan, ada dua kandidat, anda dan 1 orang lagi. Entah karena suatu sebab akhirnya anda berkata "Ya udah, biarin deh dia di promosi, gue nanti-nanti aja". Nah ini bisa dibilang anda bersifat LOSE-WIN. Untuk situasi ini anda bukan mengalah, tapi anda tidak mau menang dan membiarkan orang lain menang.
Contoh mengalah yang baik adalah kalau keduanya bisa menang, misalnya "Saya kasih mobil lain lewat dulu perempatan jalan, supaya jalanan jadi tidak macet kayak benang kusut". Kedua mobil akan sampai ke tujuan.

d. WIN-WIN gimana sih? Nah salah satunya adalah "Share efforts". Misalnya, dari pada kita gontok2an untuk dapetin klien, gimana kalo kita berdua jadi partner?
Atau kita dari departemen berbeda, tapi saling support satu sama lain untuk kepentingan perusahaan, tanpa ngeliat "Bodo amat, yang penting gue achieve", dst.

Jadi gampangnya, anda harus berpikir gimana caranya tujuan kita dan tujuan orang lain, didapat keduanya.

Think WIN-WIN adalah berpikir gimana caranya orang lain menang, baru kita juga menang.
Habit ini ber-korelasi dengan habit berikutnya

5. Seek first to Understand, and then to be understood.
Ngertiin orang dulu, baru kita bisa dimengerti.
Ini biasanya kesulitan orang, adalah mendengarkan dan memahami orang lain.
Contoh yang paling gampang, ada temen yang curhat.
"Eh, gue lagi sebel sama si A, rese', masak dikit2 marah ama gue".
Nah, orang yang gak punya habit ini pasti merespon
"Iya tuh, si A emang rese' , gue juga suka digituin, gak jelas marah, kemarin aja gue ngalamin, blablabla"
Pembicaraan melantur kemana2 tanpa pernah tahu kenapa temen kamu di marahin.

Nah kalau orang yang punya habit ini merespon dengan yang disebut "Emphatic Listening"
"Oya? elo kena marah beneran?"
Pembicaran kemungkinan berlanjut jadi "Iya, dimarahin. Khan gue lagi chatting di PC, dia lewat nanyain deadline, tiba2 aja dia marah liat gue chatting".
"Oh, jadi elo chatting pada saat elo ada deadline?"
"Hmm, iya sih... harusnya gue beresin deadline gue dulu ya baru chatting??"

See? Ada akan mendapatkan penyebab kemarahan tersebut.
Anda bisa coba cara ini kepada anak anda terutama. Dengarkan mereka, jangan pernah melakukan "History Telling" kepada mereka seperti "Aku gak mau sekolah" dan anda jawab "Gimana sih? dari kakek kamu, papah, kakak-kakak kamu, semua sekolah. Kamu harus sekolah!!".
Lebih baik tanyakan kenapa dia tidak mau sekolah, gali dan gali terus tanpa harus men-judge bahwa keputusannya salah atau benar.

6. Synergize
Nah ini habit udah mulai untuk bekerja sama dengan orang lain. Kita bisa memberikan influence yang baik kepada orang lain untuk mendapatkan hasil terbaik.

7. Sharpen the saw
Kenapa yang diasah gergaji? bukan pisau atau golok? Karena gergaji memiliki mata pisau yang banyak yang harus diasah semua.
Seperti hidup kita. Kita harus mengasah fisik kita, otak kita, rohani kita, skill kita, dan lain2.
Tantang diri kita untuk menjadi lebih baik.


Sumber:
- Book: Stephen Covey - Seven habits of Highly Effective people.
- 12 Manage - 7 habits

Wednesday, October 03, 2007

Kekasih Gelap vs TTM vs Poligami vs Sephia

"Kumencintaimu lebih dari apapun, meskipun tiada satu orangpun yang tahu.
Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku, meskipun engkau hanya kekasih gelapku..."

Hmm, lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh grup band UNGU yang berjudul Kekasih Gelap pasti udah familiar akhir-akhir ini... hampir di tiap radio, apalagi kalau jalan2 ke ITC yang jual CD-CD "backup", pasti deh lebih dari 1 kali lagu ini terdengar.

Secara musik aransemen, enak lah pasti.. walau mirip sama lagu "Andai Ku Tahu"-nya Ungu yang lebih religius...

Agak bertolak belakang sebetulnya, karena di satu sisi Ungu menyanyikan lagu Religius yang berharap tahu kapan ajal menjemput, tapi disatu sisi punya Kekasih Gelap, apa supaya bisa diputusin dulu kekasih gelapnya sebelum ajal menjemput?? :)

Sebetulnya yang mau dibahas disini adalah masalah KENAPA ADA KG/TTM, mumpung lagi bulan puasa, dimana kita dilatih untuk menahan Hawa Nafsu... (bukan ngebahas UNGU... tapi tetep lagunya Ungu enak2 kok).

Kenapa sih orang-orang punya Kekasih Gelap, Teman Tapi Mesra, Sephia??
Kurang apa sih orang yang sudah di miliki? Entah Pacar or Suami/Istri?
Apa sih yang membuat orang cari lagi yang lain? Kepuasan?

Ini lah kenapa ada ajaran untuk menjaga pandangan, jangan berdua-duaan dengan lawan jenis di tempat sepi, jangan berbohong, dst.

Bisa nggak disama analogikan dengan punya mobil? Baru punya satu, setelah punya duit lebih, beli lagi? Karena apa? Karena pengen punya lagi, or karena kebutuhan??

Nah, itu yang musti dijawab sendiri sama para TTM dan yang punya kekasih gelap.

Poligami, walau secara agama disahkan, tapi tidak semudah yang dikira, walau tetep lebih "sah" daripada TTM or KG.

Tapi kalau mau kawin lagi tiba2, tanpa pasangan tahu dulu, sama aja TTM dan KG dulu dong, setelah sreg baru cerita pasangannya... sama juga Bodong!

Kalau mau poligami bener ya ijin dulu sama pasangan, boleh gak nambah? Kalo boleh baru cari...Jangan cari dulu, baru pasangannya ditanya...
Abis itu baru deh digali lagi, bisa adil, dst...
Masak disamaain ama nyari sepatu, dicoba dulu semua, pas cocok baru minta bayarin (he..he..)

Jadi, gimana caranya biar gak punya Kekasih Gelap or TTM or Sephia?
Intinya sih "Jujur dan Jangan Bohong" (jika faktor Tuhan di kesampingkan, karena kalau sudah takut Tuhan, pasti gak bakal ngelakuin ini semua).

Kenapa?
Karena kalau kita punya TTM, pasti bohong dong... Kalo ada SMS, or telpon rahasia, en ditanya dari siapa, kalo gak ada apa2, pasti bilang terus terang "Dari Shinta...or dari Bambang".
Tapi kalo ada apa2, pasti deh "Enggak, salah sambung", dst.

Nah, kalau buat si TTM or KGnya khan sering beralasan "Abis gue sayang banget ama dia, jadi biar aja jadi nomer dua", or malah yang ekstrim "Gue bakal rebut dari dia or gue tunggu janda/dudanya"...

Buat si KGnya, ini yang perlu dilatih nahan nafsu... Tanya aja ama diri sendiri, kalo naksir orang pertama kali apa sih? Pasti fisik.... nah itu nafsu, bukan cinta....

Nah, kalo ternyata yang di "nafsuin" udah ada yang punya, ya jangan maksain diri....
Cari yang lain lagi... Masa' sih gak ada yang cocok.... Sabar aja....

Masa iya, kayak gue pengen punya mobil Alphard, en tetangga sebelah punya, mo diambil?? Maling dong... sama malingnya gak sama yang KG en TTM?

He..he.. udah ah, bahasan yang gak terlalu dalam, tapi minimal mengingatkan kalau mau TTM or punya kekasih gelap, untuk berpikir bahwa bakal ada orang2 tercinta yang teraniaya....

Mudah2an lirik ini lebih tepat untuk dinyanyikan:
"Kumencintaimu lebih dari apapun, meskipun ada orang lain yang mengganggu.
Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku, karena hanya engkau kekasih hidupku..."

Tuesday, October 02, 2007

Deadline or Dateline?

Pagi ini, saat perjalanan ke kantor, seperti biasa gue en istri mendengarkan i-Radio. Terlintas kata-kata iklan "... Gue lagi di kejar detlain nih, buru-buru..."

Hmm, sebagai orang Indonesia yang gak jago-jago amat bahasa inggris, langsung ngebahas, sebetulnya detlain yang sering kita omongin kalo udah mau habis waktu itu nulisnya gimana ya? Deadline or Dateline??

Akhirnya untuk ngilangin rasa penasaran, sampai kantor langsung googling dan nemu bahwa (sumber Babylon):

DEADLINE : time when something must be completed or turned in (noun).

Sedangkan kalau

DATELINE: insert a line in the text indicating the location and date of an occurrence (in a newspaper) (verb.)

Jadi sekarang sudah jelas, kalau detlain yang sering kita omongin itu asal katanya Deadline (atau kalau gue terjemahkan langsung: "Garis Mati")....

Hmm, pantesan kalo ada orang kerjaannya besok detlain en belum selesai langsung teriak "Mampus gua!!!!"